Sabtu, 16 April 2011

Sekilas mengenal kelompok informasi masyarakat (KIM)

Demokratisasi merupakan salah satu tujuan reformasi di Indonseia, dengan demokratisasi diharapakan akan tercipta keadaan yang lebih baik, keadilan lebih terjaga, kesempatan lebih merata, karena masyarakat bisa lebih aktif mengawasi dan memberikan masukan kepada Pemerintah, sementara itu Pemerintah juga akan semakin bijak dalam menyikapi setiap tuntutan masyarakat, dan semakin cerdas dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Hal ini mendorong perlunya upaya pemberdayaan semua sektor secara kompetitif dan transparan yang bermuara pada  peningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Dalam pemberdayaan semua bidang tatanan kehidupan tentunya diperlukan adanya partisipasi masyarakat secara utuh, sedangkan Pemerintah dalam hal ini cukup memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga akan tercipta komunikasi yang sinergis, baik dalam menginformasikan issu-issu pembangunan maupun menerima masukan dari masyarakat dengan mengedepankan iklim yang lebih terbuka dalam menerima, mengolah dan melayani informasi publik.

Ini merupakan paradigma baru dalam pranata kehidupan di era demokrasi dan otonomi, dimana informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting, karena dari informasi ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan yang akan merubah sikap dan perilaku masyarakat, masyarakat akan menjadi cerdas, berpengetahuan, trampil dan mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh sebab itu dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di perlukan wadah yang legitimate yang keberadaannya diakui publik. Wadah yang dimaksud adalah Kelompok Informasi Masyarakat ( KIM ) yang berperan sebagai agen informasi di tengah-tengah masyarakat, dengan adanya KIM di dalam masyarakat akan mampu menjembatani kepentingan Pemerintah dengan masyarakat atau sebaliknya secara horizontal.

Informasi menjadi “barang” yang paling berharga saat ini dan menjadi “alat” untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk memperoleh dan mengelola informasi butuh partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri. Diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan paradigma komunikasi dengan masyarakat (communication with the people) bukan lagi komunikasi untuk masyarakat (communication for the people).

Dengan latar belakang tersebut maka dibentuklah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang merupakan konsep alternative dalam mengatasi hambatan informasi di lingkungan masyarakat terutama masyarakat pedesaan. KIM adalah suatu lembaga layanan publik yang diebntuk dan dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhannya.
 

Pamekasan Nyatakan Aman Dari Serangan Ulat Bulu

PAMEKASAN - Dinas Pertanian Pamekasan, Madura menyatakan, Kabupaten Pamekasan aman dari serangan hama ulat bulu, sebagaimana terjadi di sejumlah daerah lain di Jawa Timur. Kendatipun demikian, dinas terkait tetap meminta para petani waspada dan melaporkan kepada petugas penyuluh lapangan atau secara langsung ke Dinas Pertanian apabila ditemui adanya hama ulat bulu.
"Sampai detik ini, belum ada temuan dari petugas kami di lapangan atupun laporan dari petani adanya hama ulat bulu yang menyerang tanaman dan pepohonan mereka," kata Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Pamekasan, Isye Windarti dikantornya, Selasa (12/4).
Sejumlah petani di wilayah perdesaan di Kabupaten Pamekasan juga mengaku, tanaman mereka aman dari serangan ulat bulu. Seperti yang diakui salah seorang kelompok tani di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan Misnadi.
Menurut dia, tanaman pertanian mereka seperti jagung, padi cabai dan ketela pohon masih normal dan tidak ada yang terserang hama ulat bulu. "Alhamdulillah tidak ada tanaman yang terserang hama ulat," ujar Misnadi, menjelaskan.
Kendatipun demikian para petani di desanya mengaku resah, dan khawatir hama ulat bulu juga menyerang pertanian warga di wilayah itu. Misnadi menuturkan, hama ulat bulu memang menyerang pertanian warga di desa itu pada tahun 1980-an lalu, dan menyebabkan banyak pepohonan habis dimakan ulat. "Setelah itu tidak ada lagi," ucapnya.
Biasanya hama ulat terjadi menjelaskan pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau. Dan pada musim angin kencang hama ulat musnah dengan sendirinya karena tertiup angin. (Ant/Van)